Kegiatan
Belajar 1 | Kegiatan
Belajar 2 | Kegiatan
Belajar 3 | Latihan
| Rangkuman
| Daftar
Pustaka | Tes Akhir
Modul
Perang Aceh tahun 1873-1904
Tentu Anda masih ingat materi
pelajaran kelas I mengenai perkembangan Kerajaan Aceh terutama pada masa
kejayaan Sultan Iskandar Muda. Kini Anda dapat melanjutkan perkembangan sejarah
Aceh melalui perang Aceh yang penuh dnegan semangat heroik guna menghadapi
Belanda.
Untuk memperjelas wawasan Anda
mengenai lokasi geografis perang Aceh dan perang Tapanuli, perhatikan gambar
peta Sumatra bagian Utara di bawah ini.
Sampai abad 19 Aceh merupakan
daerah yang berdaulat dan dihormati oleh dua imperialis di Indonesia dan
sekitarnya yaitu Inggris dan Belanda. Berdasarkan Traktat/perjanjian London
1824 maka Aceh dijadikan daerah penyangga (Bufferstate) antara kekuasaan
Inggris di Malaka dengan Bengkulu yang diserahkan Inggris kepada Belanda.
Tahukah Anda negara penyangga jajahan Inggris dengan Perancis di Asia Tenggara?
Ya benar, negara itu adalah Muangthai yang tidak pernah dijajah.
Keadaan tersebut tidak dapat
bertahan lama karena adanya kepentingan Belanda yang berniat menduduki Aceh
sehingga timbullah perlawanan rakyat Aceh.
a.
|
Sebab-sebab
Perang Aceh:
|
|
|
-
|
Belanda merasa berhak atas daerah Sumatra Timur yang
diperoleh dari Sultan Siak sebagai upah membantu Sultan dalam perang saudara
melalui Traktat Siak tahun 1858, sementara Aceh berpendapat daerah terebut
merupakan wilayahnya.
|
|
-
|
Sejak Terusan Suez dibuka tahun 1869 perairan Aceh menjadi
sangat penting sebagai jalur pelayaran dari Eropa ke Asia.
|
|
-
|
Keluarnya Traktat Sumatra tahun 1871 yang menyatakan bahwa
Inggris tidak akan menghalangi usaha Belanda untuk meluaskan daerah
kekusaannya sampai di Aceh dalam rangka Pax Netherlandica
|
|
|
|
|
Bagaimana reaksi Aceh menanggapi Traktat Sumatra yang
mengancam kedaulatannya? Aceh berusaha untuk mencari bantuan dengan mengirim
utusan ke Turki. Selain itu juga dijalin hubungan ke perwakilan negara
Amerika Serikat dan Italia di Singapura. Tindakan Aceh ini mencemaskan
Belanda lalu menuntut Aceh agar mengakui kedautalan Belanda. Aceh menolak
tututan tersebut sehingga Belanda melakukan penyerangan.
Sifat perlawanan Aceh ada dua macam yaitu politik dan keagamaan. Perlawanan politik bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan Aceh. Perlawanan politik dipimpin oleh para bangsawan yang bergelar Teuku. Siapakah tokoh-tokoh bangsawan tersebut? Mereka antara lain Teuku Umar dan isterinya bernama Cut Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan Dawutsyah, Teuku Imam Lueng Batta. Perang juga bersifat keagamaan yaitu menolak kedatangan Belanda yang akan menyebarkan agama kristen di Aceh. Tokoh keagamaan adalah para ulama yang bergelar Teungku contoh Teungku Cik Di Tiro. Golongan ulama tidak mudah menyerah dan kompromi terhadap Belanda. |
|
|
|
|
b.
|
Jalan
perang
|
|
|
-
|
Pada bulan April tahun 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh
Mayor Jendral JHR Kohler menyerang Aceh namun gagal bahkan Jendral Kohler
tewas dalam pertempuran memperebutkan masjid Raya.
|
|
|
|
|
-
|
Pada bulan Desember 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh
Letnan Jendral Van Swieten dapat menduduki istana serta memproklamirkan bahwa
kejaraan Aceh sudah takluk. Nama Banda Aceh kemudian diganti kota raja.
Apakah Aceh benar-benar sudah takluk kepada Belanda? Ternyata tidak demikian.
Raja Aceh yaitu Sultan Mahmudsyah wafat karena sakit. Putranya yang bernama
Muhammad Dawotsyah menjalankan pemerintahan di Pagar Aye. Rakyat Aceh tetap
melanjutkan perlawanan dipimpin oleh Panglima Polim.
|
|
|
|
|
-
|
Fase berikutnya sejak tahun 1884 Belanda mempertahankan
kekuasaan hanya di daerah yang didudukinya saja. Disitu dibentuk pemerintahan
sipil. Sistem ini disebut Konsentrasi Stelsel.
Pada tahun 1893 Teuku Umar melakukan siasat menyerah kepada Belanda dan memperoleh kepercayaan memimpin 250 orang pasukan bersenjata lengkap lalu diberi gelar Teuku Umar Johan Pahlawan. Apakah tindakan Teuku Umar merupakan penghianaatan bagi bangsanya ? Ternyata siasat itu hanya untuk mendapatkan senjata yang cukup guna menghadapi Belanda berikutnya. |
|
|
|
|
-
|
Belanda cukup sulit menghadapi perlawanan rakyat Aceh.
Bagaimana tindakan Belanda selanjutnya? Guna mengetahui sistem sosial serta
rahasia keuletan rakyat Aceh maka dikirimlah Dr. Snouck Hurgronye seorang
ahli dalam agama islam untuk menyelidiki hal itu.Hasil penyelidikannya
dibukukan dengan judul “De Atjehers” menurut Hurgronye ada dua cara untuk
menundukkan Aceh yaitu melakukan pendekatan kepada para bangsawan dan
mengangkat putra-putra mereka menjadi pamong praja pada pemerintah Belanda.
Kaum ulama harus dihadapi dengan kekuatan senjata sampai menyerah.
|
|
|
|
|
-
|
Sejak 1896. Belanda bertekad menyelesaikan perang dengan mengirim
pasukan marsose (polisi militer) dengan panglimanya Letnan Kolonel Van Geuts.
Dalam pertempuran di Meulaboh pada tanggal 11 Pebruari 1899 Teuku Umar gugur.
Perlawanan masih berlanjut sampai akhirnya bulan Januari 1903 Sultan
Dawutsyah menyerah, September 1903 Panglima Polim juga menyerah.
Mengapa
Sultan Aceh menyerah kepada Belanda? Ternyata hal itu karena kelicikan
Belanda yaitu mengultimatum Sultan untuk menyerah setelah menangkap isteri
dan anak-anaknya. Belanda masih melanjutkan pembersihan terhadap daerah yang
terakhir bergolak yaitu Gayo Alas (Aceh Tenggara) dipimpin oleh Letkon Van
Daalen tahun 1904, rakyat yang gugur 2922 orang. Perlawanan Cut Nyak Dien
masih berlanjut selama 5 tahun. Ia memimpin pasukan keluar masuk hutan rimba
dengan tekad rela mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan bangsanya serta
mengusir Belanda. Perlawanan Cut Nyak Dien berakhir tahun 1905. Ia ditangkap
dan dibuang ke Cianjur lalu Sumedang hingga wafat 6 Nopembeer 1908, sedangkan
Cut Meutia gugur tahun 1910.
|
Sampai disini uraian mengenai
perang Aceh, selanjutnya kerjakanlah latihan soal yang tersaji di bawah ini
untuk menguji pemahaman Anda.
Perhatikan gambar tokoh di samping ini kemudian jawablah
beberapa Pertanyaan sebagai berikut:
|
|
|
1.
|
Siapakah tokoh yang tampak gambarnya di samping ini
|
|
2.
|
Bagaimana sikapnya dalam Menghadapi Belanda?
|
|
3.
|
Tuliskan tiga nilai luhur yang dapat Anda teladani dari
tokoh terebut
|
|
4.
|
Apa
perbedaan Teuku dan Teungku dan peranan masing-masing dalam perang Aceh.
|
|
5.
|
Jelaskan perbedaan atara konsentrasi stelsel dan Benteng
stelsel yang dilakukan Belanda dalam menghadapi perlawanan di Indonesia
|
|
6.
|
Jelaskan
sebab khusus perang Aceh
|
|
7.
|
Buatlah kesimpulanmu minimal empat hal yang dapat
dipelajari dari perang Aceh ini yang bermanfaat bagi Anda!
|
Kini
lanjutkan kegiatan Anda yaitu mencocokkan jawaban tesebut sesuaikan dengan
uraian di bawah ini.
|
||
1.
|
Cut
Nyak Dien.
|
|
2.
|
Bertekad mengusir Belanda dari Aceh dengan mendampingi
Teuku Umar dan melanjutkan perjuangannya keluar masuk hutan selama 5 tahun
sampai akhirnya tentangkap tehun 1905.
|
|
3.
|
-
|
Setia
kepada suami dalam suka duka
|
|
-
|
rela
berkorban untuk membebaskan bangsanya
|
|
-
|
pantang
menyerah dalam memperjuangkan tujuan
|
4.
|
Teuku adalah gelar kebangsawanan menentang Belanda dengan
alasan poloitik. Teungku adalah gelar ulama di Aceh, menentang Belanda karena
alasan keagamaan.
|
|
5.
|
-
|
Konentrasi Stelsel: dilakukan dalam menghadapi perang Aceh
dimana Belanda berkonsentrasi/memusatkan pertahanan di daerah yang dikuasai
dengan mendirikan pemerintahan sipil.
|
|
-
|
Benteng Stelsel: untuk menghadapi perang Diponegoro dengan
mendirikan benteng di daerah yang diduduki untuk mempersempit gerak lawan.
|
6.
|
Aceh
menolak tuntutan Belanda agar Aceh mau mengakui kedaulatan di wilayahnya.
|
|
7.
|
-
|
merupakan
perlawanan untuk menegakkan kedaulatan nasional
|
|
-
|
persatuan
dan kesatuan yang kokoh antara ulama dan bangsawan
|
|
-
|
rasa nasionalisme yang tinggai buktinya ribuan orang gugur
termasuk pejuang-pejuang wanita
|
|
-
|
untuk
memperjuangkan sesuatu perlu keberanian dan kecerdikan.
|
Apakah jawaban Anda sudah sesuai?
Mungkin sedikit berbeda ungkapannya yang penting tetap dalam lingkup yang sama.
Sebagai uraian perang terakhir, Anda dapat mempelajari perang Tapanuli berikut ini.
Posting Komentar