Headlines News :
Home » » Perang Aceh tahun 1873-1904

Perang Aceh tahun 1873-1904

Written By Mas Wanto on 14 Oktober 2012 | Minggu, Oktober 14, 2012




Perang Aceh tahun 1873-1904

Tentu Anda masih ingat materi pelajaran kelas I mengenai perkembangan Kerajaan Aceh terutama pada masa kejayaan Sultan Iskandar Muda. Kini Anda dapat melanjutkan perkembangan sejarah Aceh melalui perang Aceh yang penuh dnegan semangat heroik guna menghadapi Belanda. 

Untuk memperjelas wawasan Anda mengenai lokasi geografis perang Aceh dan perang Tapanuli, perhatikan gambar peta Sumatra bagian Utara di bawah ini.


Sampai abad 19 Aceh merupakan daerah yang berdaulat dan dihormati oleh dua imperialis di Indonesia dan sekitarnya yaitu Inggris dan Belanda. Berdasarkan Traktat/perjanjian London 1824 maka Aceh dijadikan daerah penyangga (Bufferstate) antara kekuasaan Inggris di Malaka dengan Bengkulu yang diserahkan Inggris kepada Belanda. Tahukah Anda negara penyangga jajahan Inggris dengan Perancis di Asia Tenggara? Ya benar, negara itu adalah Muangthai yang tidak pernah dijajah.




Keadaan tersebut tidak dapat bertahan lama karena adanya kepentingan Belanda yang berniat menduduki Aceh sehingga timbullah perlawanan rakyat Aceh.
a.
Sebab-sebab Perang Aceh:

-
Belanda merasa berhak atas daerah Sumatra Timur yang diperoleh dari Sultan Siak sebagai upah membantu Sultan dalam perang saudara melalui Traktat Siak tahun 1858, sementara Aceh berpendapat daerah terebut merupakan wilayahnya.

-
Sejak Terusan Suez dibuka tahun 1869 perairan Aceh menjadi sangat penting sebagai jalur pelayaran dari Eropa ke Asia.

-
Keluarnya Traktat Sumatra tahun 1871 yang menyatakan bahwa Inggris tidak akan menghalangi usaha Belanda untuk meluaskan daerah kekusaannya sampai di Aceh dalam rangka Pax Netherlandica




Bagaimana reaksi Aceh menanggapi Traktat Sumatra yang mengancam kedaulatannya? Aceh berusaha untuk mencari bantuan dengan mengirim utusan ke Turki. Selain itu juga dijalin hubungan ke perwakilan negara Amerika Serikat dan Italia di Singapura. Tindakan Aceh ini mencemaskan Belanda lalu menuntut Aceh agar mengakui kedautalan Belanda. Aceh menolak tututan tersebut sehingga Belanda melakukan penyerangan.

Sifat perlawanan Aceh ada dua macam yaitu politik dan keagamaan. Perlawanan politik bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan Aceh. Perlawanan politik dipimpin oleh para bangsawan yang bergelar Teuku.

Siapakah tokoh-tokoh bangsawan tersebut? Mereka antara lain Teuku Umar dan isterinya bernama Cut Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan Dawutsyah, Teuku Imam Lueng Batta. Perang juga bersifat keagamaan yaitu menolak kedatangan Belanda yang akan menyebarkan agama kristen di Aceh. Tokoh keagamaan adalah para ulama yang bergelar Teungku contoh Teungku Cik Di Tiro. Golongan ulama tidak mudah menyerah dan kompromi terhadap Belanda.



b.
Jalan perang

-
Pada bulan April tahun 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral JHR Kohler menyerang Aceh namun gagal bahkan Jendral Kohler tewas dalam pertempuran memperebutkan masjid Raya.




-
Pada bulan Desember 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Jendral Van Swieten dapat menduduki istana serta memproklamirkan bahwa kejaraan Aceh sudah takluk. Nama Banda Aceh kemudian diganti kota raja. Apakah Aceh benar-benar sudah takluk kepada Belanda? Ternyata tidak demikian. Raja Aceh yaitu Sultan Mahmudsyah wafat karena sakit. Putranya yang bernama Muhammad Dawotsyah menjalankan pemerintahan di Pagar Aye. Rakyat Aceh tetap melanjutkan perlawanan dipimpin oleh Panglima Polim.




-
Fase berikutnya sejak tahun 1884 Belanda mempertahankan kekuasaan hanya di daerah yang didudukinya saja. Disitu dibentuk pemerintahan sipil. Sistem ini disebut Konsentrasi Stelsel.

Pada tahun 1893 Teuku Umar melakukan siasat menyerah kepada Belanda dan memperoleh kepercayaan memimpin 250 orang pasukan bersenjata lengkap lalu diberi gelar Teuku Umar Johan Pahlawan. Apakah tindakan Teuku Umar merupakan penghianaatan bagi bangsanya ? Ternyata siasat itu hanya untuk mendapatkan senjata yang cukup guna menghadapi Belanda berikutnya.




-
Belanda cukup sulit menghadapi perlawanan rakyat Aceh. Bagaimana tindakan Belanda selanjutnya? Guna mengetahui sistem sosial serta rahasia keuletan rakyat Aceh maka dikirimlah Dr. Snouck Hurgronye seorang ahli dalam agama islam untuk menyelidiki hal itu.Hasil penyelidikannya dibukukan dengan judul “De Atjehers” menurut Hurgronye ada dua cara untuk menundukkan Aceh yaitu melakukan pendekatan kepada para bangsawan dan mengangkat putra-putra mereka menjadi pamong praja pada pemerintah Belanda. Kaum ulama harus dihadapi dengan kekuatan senjata sampai menyerah.




-
Sejak 1896. Belanda bertekad menyelesaikan perang dengan mengirim pasukan marsose (polisi militer) dengan panglimanya Letnan Kolonel Van Geuts. Dalam pertempuran di Meulaboh pada tanggal 11 Pebruari 1899 Teuku Umar gugur. Perlawanan masih berlanjut sampai akhirnya bulan Januari 1903 Sultan Dawutsyah menyerah, September 1903 Panglima Polim juga menyerah. 

Mengapa Sultan Aceh menyerah kepada Belanda? Ternyata hal itu karena kelicikan Belanda yaitu mengultimatum Sultan untuk menyerah setelah menangkap isteri dan anak-anaknya. Belanda masih melanjutkan pembersihan terhadap daerah yang terakhir bergolak yaitu Gayo Alas (Aceh Tenggara) dipimpin oleh Letkon Van Daalen tahun 1904, rakyat yang gugur 2922 orang. Perlawanan Cut Nyak Dien masih berlanjut selama 5 tahun. Ia memimpin pasukan keluar masuk hutan rimba dengan tekad rela mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan bangsanya serta mengusir Belanda. Perlawanan Cut Nyak Dien berakhir tahun 1905. Ia ditangkap dan dibuang ke Cianjur lalu Sumedang hingga wafat 6 Nopembeer 1908, sedangkan Cut Meutia gugur tahun 1910.

Sampai disini uraian mengenai perang Aceh, selanjutnya kerjakanlah latihan soal yang tersaji di bawah ini untuk menguji pemahaman Anda.
Perhatikan gambar tokoh di samping ini kemudian jawablah beberapa Pertanyaan sebagai berikut:
                             
1.
Siapakah tokoh yang tampak gambarnya di samping ini
2.
Bagaimana sikapnya dalam Menghadapi Belanda?
3.
Tuliskan tiga nilai luhur yang dapat Anda teladani dari tokoh terebut
4.
Apa perbedaan Teuku dan Teungku dan peranan masing-masing dalam perang Aceh.
5.
Jelaskan perbedaan atara konsentrasi stelsel dan Benteng stelsel yang dilakukan Belanda dalam menghadapi perlawanan di Indonesia
6.
Jelaskan sebab khusus perang Aceh
7.
Buatlah kesimpulanmu minimal empat hal yang dapat dipelajari dari perang Aceh ini yang bermanfaat bagi Anda!

Kini lanjutkan kegiatan Anda yaitu mencocokkan jawaban tesebut sesuaikan dengan uraian di bawah ini.
1.
Cut Nyak Dien.
2.
Bertekad mengusir Belanda dari Aceh dengan mendampingi Teuku Umar dan melanjutkan perjuangannya keluar masuk hutan selama 5 tahun sampai akhirnya tentangkap tehun 1905.
3.
-
Setia kepada suami dalam suka duka

-
rela berkorban untuk membebaskan bangsanya

-
pantang menyerah dalam memperjuangkan tujuan
4.
Teuku adalah gelar kebangsawanan menentang Belanda dengan alasan poloitik. Teungku adalah gelar ulama di Aceh, menentang Belanda karena alasan keagamaan.
5.
-
Konentrasi Stelsel: dilakukan dalam menghadapi perang Aceh dimana Belanda berkonsentrasi/memusatkan pertahanan di daerah yang dikuasai dengan mendirikan pemerintahan sipil.

-
Benteng Stelsel: untuk menghadapi perang Diponegoro dengan mendirikan benteng di daerah yang diduduki untuk mempersempit gerak lawan.
6.
Aceh menolak tuntutan Belanda agar Aceh mau mengakui kedaulatan di wilayahnya.
7.
-
merupakan perlawanan untuk menegakkan kedaulatan nasional

-
persatuan dan kesatuan yang kokoh antara ulama dan bangsawan

-
rasa nasionalisme yang tinggai buktinya ribuan orang gugur termasuk pejuang-pejuang wanita

-
untuk memperjuangkan sesuatu perlu keberanian dan kecerdikan.

Apakah jawaban Anda sudah sesuai? Mungkin sedikit berbeda ungkapannya yang penting tetap dalam lingkup yang sama. Sebagai uraian perang terakhir, Anda dapat mempelajari perang Tapanuli berikut ini.


Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Mas Wanto Template | Find The World
Copyright © 2013. Find The World - All Rights Reserved
Template Created by Creating Published by Mas Wanto
Proudly powered by Find The World